Nesiaverse.com – Salah satu jenis phobia yang paling umum ditakuti kebanyakan orang, adalah phobia ketinggian. Sebenarnya apa sih phobia ketinggian itu? Kenapa seseorang bisa mengalami phobia tersebut? Mengenal lebih dalam phobia ketinggian itu sangat diperlukan.
Terutama untuk kamu yang memang memiliki phobia ketinggian. Karena dengan mengenal tentang phobia ketinggian bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi atau menghadapi ketakutan terbesarmu yaitu ketinggian, dan bisa mengontrol rasa takut berlebih saat terjadi.
Karena masih banyak orang yang mengabaikan akan ketakutan mereka sendiri terhadap sesuatu, maka semakin kecil kemungkinan untuk mereka dapat menghadapi ketakutannya dengan baik. Merasa takut memanglah wajar, yang tidak wajar itu takut secara berlebihan.
Maka dari itu mari mengenal lebih dalam mengenai phobia ketinggian. Nah, disini akan mengupas tuntas secara menyeluruh tentang phobia ketinggian yang perlu kamu ketahui, terutama untuk penderita phobia ini. Jadi simaklah ulasannya di bawah ini dengan seksama!
Mengenal Lebih Dalam Phobia Ketinggian
Sebelum itu, apa sih yang dimaksud dengan phobia? Phobia atau fobia adalah kondisi keterbatasan karena adanya dorongan kecemasan dan ketakutan akan suatu objek, situasi, dan aktivitas tertentu. Biasanya phobia ini disertai dengan gejala gangguan kecemasan dan panik.
Selain itu pengertian tentang phobia juga terbilang sangat luas. Melansir dari Harvard Health, fobia adalah ketakutan yang berlebihan dan tidak realistis terhadap sesuatu, seperti objek, orang atau manusia, hewan, aktivitas, atau situasi, selama hal itu membuat mereka ketakutan.
Phobia atau ketakutan secara berlebihan dapat dikatakan berbahaya, karena dapat menghambat aktivitas serta dapat membatasi keberadaan ruang gerak seseorang atau para pengidap phobia. Bahkan menimbulkan reaksi-reaksi yang tidak bisa kita kontrol dengan baik.
Terdapat beberapa tipe atau kategori fobia yaitu fobia spesifik, fobia sosial, dan agorafobia. Ketiga kategori fobia tersebut, masing-masing memiliki jenis fobia nya tersendiri. Nah, berikut ada beberapa jenis phobia, diantaranya adalah:
- Ophidiophobia: takut ular
- Cynophobia: takut anjing
- Astraphobia: takut petir
- Arachnophobia: takut laba-laba dan kalajengking
- Acrophobia: takut naik pesawat
- Trypophobia: takut bolong-bolong
- Trypanophobia: takut prosedur medis seperti suntikan
- Acrophobia: takut ketinggian
Dari semua jenis phobia tersebut, yang akan dibahas kali ini adalah acrophobia. Phobia ketinggian atau disebut sebagai acrophobia merupakan suatu kondisi ketika seseorang mengalami rasa takut mendalam terhadap ketinggian, simpelnya takut pada ketinggian. Baik itu saat mereka takut berada di tempat yang tinggi, ataupun hanya sekedar melihat ketinggian.
Acrophobia termasuk ke dalam kategori fobia spesifik yang umumnya tidak begitu berbahaya. Hanya saja mereka merasa takut saat melihat ketinggian atau berada di tempat-tempat tinggi. Padahal hal itu tidak membahayakan si penderita, atau sampai membuat mereka terjatuh.
Ketika seseorang menghadapi ketakutan akan ketinggian, biasanya ditandai dengan gejala seperti kecemasan, stress, dan panik. Bahkan ada beberapa bentuk respon tubuh saat si penderita mengalami phobia ini, seperti keringat dingin, pusing, mual, atau bahkan pingsan.
Ketakutan akan ketinggian atau acrophobia biasanya ada suatu penyebab dan pemicunya. Meski begitu, acrophobia juga kerap terjadi tanpa penyebab yang mendasarinya dan bisa terjadi secara tiba-tiba tak terduga. Nah, berikut penyebab acrophobia paling umum, yaitu:
- Memiliki trauma akan pengalaman jatuh dari ketinggian atau tempat tinggi
- Melihat orang lain yang jatuh dari ketinggian
- Tiba-tiba mengalami serangan panik saat berada di tempat tinggi
Menurut survey, specific phobia dapat dikembangkan hampir pada semua benda atau situasi apapun (Nevid, 2005) dan salah satu specific phobia yang banyak penderitanya adalah phobia ketinggian. Diperkirakan ada sekitar 3-5 persen populasi umum di dunia dan hingga saat ini semakin bertambah hingga lebih dari 6% penderita acrophobia secara global.
Lantas, apakah phobia ketinggian ini bisa sembuh? Menurut tim riset dari Universitas Basel, telah membuktikan bahwa penggunaan Virtual Reality sebagai salah satu terapi phobia ketinggian dan dapat membantu si penderita mengurangi ketakutan akan ketinggian tersebut.
Virtual reality atau VR, merupakan teknologi komputer yang dapat menciptakan lingkungan maya, yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan merasa seolah-olah berada di dalamnya. Singkatnya, pengguna VR dapat merasakan sensasi nyata di dalam dunia maya.
Faktanya, dengan memanfaatkan teknologi VR ini dapat membantu seseorang mengatasi fobianya, termasuk acrophobia. Menurut studi dari Barcelona University, menemukan bahwa pengalaman memakai VR dapat menurunkan angka kesakitan secara signifikan. Paparan rasa takut melalui terapi teknologi VR, nyatanya memiliki peluang untuk menyembuhkan fobia.
Tapi, pastinya harus dengan adanya bantuan atau arahan dari tenaga medis. Menariknya, metode terapi VR ternyata sudah dilakukan sejak tahun 2017. Keunggulan dari terapi VR ini ada pada efektivitas biaya, karena prosedur intervensi oleh psikolog tidak perlu ruang khusus.
Itulah beberapa pembahasan tentang mengenal lebih dalam phobia ketinggian, mungkin perlu untuk kamu ketahui. Kemungkinan besar dengan mengenal phobia ini bisa membantu kamu dalam mengatasinya. Secara perlahan-lahan, kamu bisa menghadapi ketakutan tersebut.
Jika kamu tidak bisa mengatasinya sendiri, disarankan untuk konsultasi ke ahlinya, agar mendapatkan arahan lebih lanjut dari dokter. Jangan ragu untuk menyembuhkan ketakutan kamu, dan jangan biarkan ketakutan menguasai pikiran kamu. Good Luck semoga membantu.