8 Penyakit Kulit Pada Kucing Beserta Gambar

Nesiaverse.com – Tidak hanya manusia saja yang dapat mengalami permasalahan kulit, tetapi kucing juga bisa mengalami berbagai permasalahan kulit sama halnya seperti manusia. Bahkan kucing lebih rentan terkena penyakit kulit akibat dari infeksi bakteri ataupun parasit.

Terutama untuk kucing-kucing liar yang tidak terawat, tentunya resiko terkena penyakit kulit lebih besar dibandingkan kucing rumahan atau kucing peliharaan. Namun, walaupun begitu tidak menjamin 100% juga kalau kucing peliharaan kamu di rumah terhindar penyakit kulit.

Sebab bakteri, kuman, dan parasit bisa terdapat dimana saja, entah itu di kasur, sofa, lantai, bahkan kandang dan tempat makan serta tempat pup kucing pun bisa menjadi sarang bakteri. Jika menempel pada kulit kucing kamu di rumah, kemungkinan terjadi permasalahan kulit.

Advertisment

Lalu kalau begitu apa saja sih penyakit kulit pada kucing beserta gambar? Nah, disini akan memberikan beberapa informasi terkait penyakit kulit pada kucing beserta gambarnya agar dapat kamu kenali dengan baik. Jadi simaklah ulasannya di bawah ini dengan seksama!

Penyakit Kulit Pada Kucing Beserta Gambar

Advertisment

Sebagai sesama makhluk hidup, tentunya hewan seperti kucing juga dapat mengalami permasalahan kulit layaknya manusia. Bahkan ada juga beberapa penyakit kulit pada kucing bisa menular kepada manusia juga, lho! Mungkin reaksinya akan berbeda jika pada manusia.

Seperti halnya kutu pada kucing bisa menular ke manusia, namun kutu kucing tidak mampu bertahan hidup di tubuh manusia. Hanya saja akan terkena sedikit dampaknya seperti gatal akibat gigitan kutu kucing, kulit jadi merah-merah atau iritasi, dan terjadi reaksi alergi.

Jika kamu tidak ingin kucing mengalami masalah kulit, tentunya kamu harus melakukan upaya pencegahan dari sekarang. Jangan baru bertindak saat kucing kamu sudah terserang penyakit kulit saja ya.. Nah berikut ada beberapa cara mencegah kucing dari penyakit kulit, yaitu:

  • Rutin memandikan kucing setidaknya 4-6 minggu sekali menggunakan shampo khusus untuk kucing yang dirancang anti kutu, bakteri, dan jamur.
  • Rutin menjemur kucing setiap harinya di bawah sinar matahari pagi sekitar pukul 8-10 pagi selama 5-10 menit.
  • Rutin menyisir bulu kucing menggunakan sisir khusus untuk mengangkat telur kutu.
  • Berikan vitamin bulu untuk kucing agar bulunya semakin sehat.
  • Berikan makanan yang sehat dan berkualitas agar kulit dan bulu kucing makin sehat.

Penyakit kulit pada kucing ini cukup banyak jenis dan macamnya, masing-masing memiliki penyebabnya tersendiri. Buat kamu yang penasaran atau ingin mengenali macam-macam atau jenis penyakit pada kucing beserta gambarnya, langsung saja baca penjelasannya di bawah ini:

Infeksi Jamur

Infeksi jamur yang umum terjadi pada kucing adalah Dermatofitosis atau pada manusia disebut sebagai kurap. Penyebab jamuran pada kucing ini terjadi akibat infeksi dengan jenis jamur Microsporum canis, Microsporum gypseum, dan jamur Trichophyton mentagrophytes.

Gejalanya bisa berbeda-beda tergantung jenis jamur apa yang menginfeksi si kucing, seprti halnya ditandai dengan gejala demam, lesu, kesulitan bernafas, batuk, penurunan berat badan, kebutaan, dan bahkan kejang-kejang, ciri secara fisik pun dapat terlihat saat jamur menjalar.

Biasanya saat jamur sudah mulai mejalar dan menginfeksi kulit tubuh si kucing mulai menunjukan perubahan secara fisik seperti terdapat ruam atau bintik-bintik merah, timbul ketombe, kulit kering, tebal dan berkerak, bulu mulai rontok, dan botak di area berjamur.

Jamuran pada kucing sering terjadi pada bagian tubuh kepala seperti telinga, area mata, serta bagian tubuh lainnya yang terkena jamur. Jika kucing kamu mengalami jamuran sebaiknya konsultasi ke dokter atau lakukan pencegahan seperti rutin memandikan kucing dan olesi salep.

Scabies

Scabies merupakan penyakit kulit yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi tungau Sarcoptes scabiei dan Notoedres cati. Terkadang scabies juga bisa menular dari hewan ke manusia melalui kontak fisik, penularan kutu atau tungau secara langsung dari kucing.

Gejala awal kucing terkena scabies biasanya di tandai dengan seringnya menggaruk-garuk, menggigit, atau sering menjilati tubuh mereka, kulit terdapat bercak merah, berkerak, berkerut terutama pada area wajah seperti telinga dan mata, kulit jadi korengan, serta bulu rontok.

Tentunya kondisi seperti ini sangat memprihatinkan, membuat kucing merasa tidak nyaman karena terasa gatal-gatal di kulit yang terinfeksi scabies. Jika kucing kamu menunjukan gejala atau ciri seperti di atas, pastikan untuk segera konsultasi ke dokter sebelum semakin menyebar.

Kamu juga bisa melakukan upaya pencegahan dengan rutin membersihkan tempat tidur kucing atau lingkungan di sekitar rumah terutama membersihkan sofa, dan kasur. Jangan lupa juga bersihkan litter box si kucing, serta memandikan kucing setidaknya 4-6 minggu sekali.

Abses

Abses merupakan suatu kondisi dimana bagian kulit yang terinfeksi membesar atau seperti kantong yang berisi nanah dan muncul sebagai respon sistem imun terhadap infeksi. Hal ini terjadi disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam kulit melalui luka cakaran atau gigitan.

Sehingga bakteri-bakteri tersebut masuk ke dalam kulit dan semakin membengkak. Biasanya jenis bakteri penyebab abses ini adalah bakteri Escherichia coli, Pseudomonas, Mycoplasma, dan Streptococcus. Ketika bakteri tersebut menginfeksi kucing 2-4 hari, abses mulai terbentuk.

Gejala abses pada kucing ini ditandai dengan adanya bengkak atau benjolan kulit berwarna kemerahan, kucing sering menggeram atau lebih agresif saat di sentuh, sering menjilati area tubuh yang sakit, ekor terkulai, dan kucing jadi pincang jika abses menyerang bagian tertentu.

Abses sendiri memiliki beberapa jenisnya tergantung dimana lokasi munculnya abses tersebut. Ada jenis Abses Kulit, Abses Gigi, hingga terjadi Abses pada organ dalam tubuh kucing. Jika kucing kamu mengalami hal tersebut, sebaiknya bawa ke dokter hewan untuk ditangani.

Alergi

Tidak hanya manusia saja yang dapat mengalami alergi, ternyata kucing sebagai hewan pun bisa mengalami reaksi alergi. Penyebabnya bisa bermacam-macam sama halnya pada manusia juga, seperti alergi makanan, atau terdapat zat kimia yang tidak cocok pada suatu produk.

Penyebab yang paling sering terjadi pada kucing adalah dari alergi, dan kutu. Gejalanya berbeda-beda tergantung dari apa penyebabnya, seperti kucing jadi bersin-bersin atau flu, kulit kemerahan atau iritasi, bulu rontok, serta perubahan kebiasaan seperti jadi sering garuk-garuk.

Alergi pada kucing cukup sulit ditemukan, makanya perlu sekali bantuan dari dokter hewan. Dengan melakukan proses pengecekan dan eliminasi untuk mengetahui penyebabnya dari gejala yang ditunjukkan oleh si kucing, sulit untuk kamu kenali jika kucing mengalami alergi.

Maka dari itu yang dapat kamu lakukan hanyalah dengan menjaga kebersihan, baik itu tubuh kucing ataupun kebersihan lingkungan sekitarnya. Supaya terhindar dari alergi serta pastikan untuk memberikan makanan yang berkualitas dan cocok atau baik bagi pencernaan si kucing.

Dermatosis Endokrin

Dermatosis endokrin merupakan suatu jenis penyakit kulit pada kucing yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan hormon yang memperngaruhi kesehatan kulitnya sehingga terjadi permasalahan kulit seperti menjadi kering, bulu rontok, kulit terasa gatal, serta berketombe.

Faktanya penyakit kulit satu ini dapat ditangani atau diatasi dengan cara mensterilkan kucing atau memandulkan kucing, lho! Selain itu juga dengan penggunaan produk shampo khusus untuk kucing dapat membantu mengobati masalah Dermatosis endokrin secara efektif.

Demodekosis

Demodekosis merupakan penyakit kulit pada kucing yang disebabkan parasit atau tungau Demodex cati dan Demodex gatoi. Keduanya adalah jenis tungau yang sering menyerang kucing dan menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan kulit tergantung jenis tungau.

Demodex cati biasanya ditemukan pada bagian folikel rambut atau bulu, sedangkan Demodex gatoi cenderung hidup di bagian permukaan kulit. Demodekosis lebih sering menyerang ras kucing Burma dan Siam, karena jenis tungau demodex ini cenderung menyerang ras tertentu.

Gejala demodekosis pada kucing tergantung pada jenis tungau yang menyerang si kucing. Demodex cati ditandai dengan gejala bulu rontok, peradangan kulit, serta penebalan kulit, sedangkan Demodex gatoi ditandai dengan gejala rasa gatal, kulit berkerak dan meradang.

Cara penanganan agar demodekosis tidak menyebar dan cepat teratasi adalah dengan pemberian antibiotik atau pengobatan topikal agar kulit kucing jadi lebih baik. Jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan, kamu bisa bawa kucing ke dokter hewan untuk diobati.

Chin Acne and Stud Tail

Chin acne and stud tail merupakan jerawat yang timbul di bagian dagu dan ekor si kucing. Hal ini terjadi karena kucing memiliki dua jenis kelenjar di kulitnya yaitu kelenjar keringat, dan kelenjar sebasea yang berperan untuk memproduksi sekresi berminyak atau disebut sebum.

Area tubuh kucing yang memiliki kelenjar sebaceous berukuran lebih besar terdapat pada bagian dagu, punggung ekor, bibir, kelopak mata dan skrotum serta kulit khatan pada jantan. Jika terjadi pada bagian dagu disebut sebagai chin acne dan pada ekor disebut stud tail.

Gejalanya ditandai dengan bulu kucing jadi lebih berminyak, terdapat flek hitam, infeksi bakteri sekunder, terlihat ada papula dan pustula, kadang disertai dengan nyeri atau bengkak pada bagian dagu ataupun ekor. Jika kucing kamu mengalaminya segera beri krim antibiotik.

Infeksi Tungau Telinga

Infeksi tungau telinga umumnya terjadi atau menyerang bagian telinga, tepatnya jenis tungau yang hidup di permukaan kulit area rongga telinga kucing. Infeksi tungau telinga dapat menyebabkan luka dan peradangan di kulit rongga telinga, atau sering disebut ear mites.

Jenis tungau telinga yang paling umum menyerang kucing adalah Otodectes cynotis, jika kucing terinfeksi tungau telinga tersebut biasanya ditandai dengan gejala keluar cairan berwarna gelap dan kulit telinga yang terinfeksi jadi kering, serta terdapat lesi kulit di telinga.

Sebenarnya bisa kamu atasi sendiri dengan selalu rutin membersihkan telinga kucing menggunakan cotton bud dan cairan pembersih, atau rutin meneteskan obat tetes telinga pada kucing supaya tungau-tungau pada telinga dapat terbasmi dan tidak lagi bersarang.

Itulah beberapa penyakit kulit pada kucing beserta gambar, mungkin perlu untuk kamu ketahui supaya dapat mengenali berbagai penyakit kulit yang terjadi pada kucing. Dengan begitu kamu bisa mengatasi permasalahan kulit dan bisa mencegah terjadinya penyakit kulit pada kucing.

Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar agar terhindar dari berbagai bakteri yang dapat menyerang kucing ataupun kamu sendiri sebagai pemiliknya. Konsultasi atau bawa juga kucing kamu ke dokter hewan jika diperlukan. Good Luck semoga membantu.

kucingpenyakit kucing