Nesiaverse.com – Terdapat beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang seringkali menimpa pada anak-anak dan remaja. Biasanya disebabkan karena faktor lingkungan, cara didik dari orang tua, dan masalah-masalah yang muncul di sekolah atau pekerjaan. Nyatanya menjaga kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan tubuh atau secara fisik.
Bahkan jika seseorang mengalami gangguan kesehatan mental, hal itu dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Penyakit fisik bisa muncul akibat dari adanya gangguan kesehatan mental, makanya penting sekali memperhatikan kesehatan mental kita supaya tidak mengalami gangguan mental secara terus menerus yang dapat merusak hidup.
Dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, dan membuat penderita menjadi lebih tertutup serta enggan untuk bersosialisasi. Sebenarnya terdapat beberapa jenis gangguan mental, baik secara umum ataupun yang jarang atau minim terjadi pada kebanyakan orang. Penting sekali kita mencegah dari berbagai gangguan kesehatan mental.
Lalu kalau begitu apa sih yang dimaksud dengan gangguan kesehatan mental dan apa saja jenisnya? Nah, disini akan mengupas tuntas mengenai gangguan kesehatan mental dan mengenali jenis-jenisnya yang cukup umum terjadi pada kebanyakan orang. Jadi langsung saja simak ulasannya di bawah ini dengan seksama!
Jenis Gangguan Kesehatan Mental
Gangguan kesehatan mental adalah kondisi kesehatan yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau bahkan kombinasi dari gangguan kepribadian. Gangguan mental sangat berdampak terhadap kemampuan seseorang dalam beraktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan sosial, pekerjaan, sampai hubungan keluarga.
Sebelum itu apakah gangguan mental dan gangguan kepribadian ini ada kaitannya? Menurut dr. Parikh, gangguan mental sendiri terdiri dari gangguan depresi dan kecemasan. Sedangkan gangguan kepribadian adalah bagian dari gangguan mental. Biasanya gangguan mental meliputi kondisi yang berdampak pada emosi, perilaku dan pola pikir seseorang, contohnya gangguan bipolar, PTSD, anxiety, OCD, dan depresi.
Sementara, gangguan kepribadian terjadi pada kondisi yang hanya mempengaruhi pola pikir, perilaku, serta cara seseorang berinteraksi dengan sesamanya seperti ada gangguan kepribadian meliputi paranoid, anti sosial, narsistik, skizoid, dan psikotik. Kesehatan mental yang baik pada umumnya adalah ketika kondisi seseorang dalam keadaan tenang dan tentram, sehingga orang tersebut dapat menikmati aktivitasnya dan menghargai orang disekitar mereka.
Seseorang dengan kesehatan mental yang baik dapat menggunakan kemampuan dan potensi dirinya secara lebih maksimal ketika menghadapi ujian hidup, serta menjalin relasi yang positif dengan orang lain. Dengan demikian, penyakit atau gangguan mental adalah keterbalikan dari hal tersebut. Ada berbagai jenis gangguan kesehatan mental yang dapat dialami seseorang, namun hanya ada beberapa kondisi yang paling umum terjadi.
Berikut ada beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang umum terjadi pada seseorang, diantaranya adalah:
Stress
Menurut World Health Organization (WHO), Stress merupakan reaksi pada tubuh baik secara fisik maupun emosional seseorang yang terdampak, lebih seringnya disebabkan karena perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri di dalam nya.
Stress sendiri menjadi bagian alami yang penting dalam kehidupan seseorang, akan tetapi bila terlalu berat dan terus-menerus terjadi maka dapat merusak kesehatan orang tersebut. Stress juga kerap diartikan sebagai perasaan seseorang saat mengalami tekanan yang berlebih dan ketegangan pada psikisnya.
Kadar stress yang rendah mungkin dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja atau kemampuan seseorang dalam kehidupannya. Sebab, stress tersebut jika diinterpretasikan dari sudut pandang positif, maka akan menjadi faktor penting yang dapat memotivasi, mengadaptasi, serta melakukan reaksi seseorang terhadap lingkungan sekitarnya.
Namun, tingkat stress yang berlebih atau tinggi inilah yang nantinya akan berdampak pada kesehatan biologis, psikologis, bahkan kehidupan sosial penderitanya. Dan membuat orang tersebut kesulitan dibuatnya.
Beberapa dampak dari stress terhadap kesehatan, seperti insomnia, gampang lelah, sakit kepala, sakit perut, nyeri dada atau tegang pada otot, gairah seksual yang menurun, hipertensi, diabetes, obesitas bahkan gangguan kestabilan jantung.
Adapun dampak stress terhadap perilaku seseorang dapat berupa timbul kerentanan dan kesulitan untuk mengendalikan emosi, mengonsumsi zat-zat berbahaya, menjadi lebih menyendiri dan malas berinteraksi dengan orang, sulit makan atau bahkan makan secara berlebihan, dan lain-lain.
Dengan demikian, stress menjadi salah satu gangguan kesehatan mental yang perlu dicegah dan dikelola sebaik mungkin agar penderitanya tidak berlarut pada stress yang berkepanjangan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk menanggulanginya:
- Curhat ke orang yang dipercaya
- Berpikir dan melakukan hal-hal yang menyenangkan (seperti hobi, minat atau bakat)
- Menjaga pola makan dan olahraga
- Mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan
Gangguan Kecemasan
Gangguan kesehatan mental yang selanjutnya adalah anxiety atau umum dikenal sebagai gangguan kecemasan. Menurut World Health Organization (WHO), gangguan ini adalah gangguan yang paling umum terjadi dan terdapat sebanyak 301 juta jiwa di seluruh dunia pada tahun 2019 menderita gangguan kecemasan. Sedangkan berdasarkan survei I-NAMUS, gangguan kecemasan ini tercatat sebanyak 26,7% diderita oleh remaja di Indonesia.
Bagi sebagian orang, mungkin rasa cemas akan dapat muncul ketika mereka dihadapkan pada suatu kondisi atau peristiwa tertentu saja. Seperti saat menghadapi sidang skripsi, wawancara kerja, bahkan ujian di sekolah.
Akan tetapi berbeda dengan para penderita gangguan kecemasan, dimana rasa cemas akan senantiasa timbul dalam setiap situasi. Itulah mengapa, kebanyakan penderita gangguan kecemasan mengalami kesulitan untuk merasa rileks dan tentram dari waktu ke waktu.
Beberapa dampak dari gangguan kecemasan yang terjadi terhadap fisik seorang penderitanya dapat berupa kesulitan tidur, badan bergetar, keluar banyak keringat dingin, sesak napas, pusing, frekuensi detak jantung yang cepat, otot menjadi tegang, kerap pegal, lelah dan rawan kesemutan.
Gangguan kecemasan sendiri sebenarnya belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga sebagai pemicu kondisi tersebut. Seperti trauma akibat pembulian, pelecehan seksual, serta kekerasan di lingkungan luar bahkan keluarga. Selain itu, gangguan kecemasan juga dapat terjadi akibat penyalahgunaan minuman keras dan obat-obat terlarang.
Berikut adalah beberapa cara menanggulangi gangguan kecemasan secara mandiri, meliputi:
- Biasakan menarik napas dalam-dalam; hal ini dapat membuat tubuh rileks sebab aktivitas saraf penyebab cemas di otak berkurang akibat oksigen yang masuk.
- Hindari minuman berkafein dan alkohol; walau kita ketahui alkohol dapat memberi efek rileks, namun hal tersebut hanya terjadi dalam jangka pendek. Apabila dikonsumsi terlalu berlebihan, justru akan memperparah gangguan kecemasan.
- Menceritakan kecemasan kepada orang yang dipercaya; mungkin kamu bisa bercerita kepada temanmu, kekasihmu, anggota keluarga atau bahkan psikiater.
- dan hal-hal lain seperti menulis jurnal, melakukan meditasi atau yoga.
Depresi
Jenis gangguan mental yang terakhir adalah depresi. Menurut para ahli, depresi kerap didefinisikan sebagai gangguan mood atau kondisi emosional berkepanjangan yang kemudian berdampak pada mental seseorang.
Depresi membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam hidup secara sehat. Berbeda dengan perasaan sedih normal yang hanya berlangsung selama beberapa hari, ketika penderita depresi merasa sedih itu akan dapat berlangsung sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Disamping berpengaruh terhadap suasana hati dan emosi, depresi juga dapat menyebabkan permasalahan fisik, perubahan mindset, serta berdampak pada cara berperilaku penderitanya. Pengidap depresi kebanyakan merasa sulit dalam menjalani aktivitas yang bagi orang biasa merupakan “hal normal”.
Pada kasus tertentu, pengidap depresi memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri secara verbal maupun fisik, bahkan kerap ditemukan indikasi percobaan bunuh diri. Penyebab depresi sendiri sebenarnya belum benar-benar diketahui secara medis. Namun, ada beberapa hal yang diduga menjadi pemicu terjadinya depresi.
Mulai dari merasa kesepian, kehilangan orang yang dicintai, peristiwa hidup yang membuat stres, bahkan bagi sebagian orang depresi dapat disebabkan akibat penyakit yang berkepanjangan, efek dari konsumsi minuman alkohol dan obat-obat secara berlebihan, hingga faktor umum seperti keturunan atau genetik dalam keluarga.
Ada beberapa gejala yang dapat membantu untuk mengidentifikasi gangguan depresi ini. Contohnya pada kesehatan fisik seperti insomnia jangka panjang, berbicara atau bergerak menjadi lebih lambat, libido menurun, merasa sakit atau nyeri tanpa sebab, dan perubahan siklus menstruasi pada wanita.
Sementara pada kondisi psikis, kamu dapat mengetahuinya dari beberapa gejala seperti kehilangan motivasi hidup, selalu diselimuti kesedihan, merasa diri tidak berguna, sulit membuat keputusan dan mudah tersinggung, hilang empati pada orang lain, bahkan kemungkinan terburuknya adalah menyakiti diri sendiri dan melakukan bunuh diri.
Itulah beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang umum terjadi pada seseorang, mungkin perlu untuk kamu ketahui. Selalu diingat, untuk tidak langsung mendiagnosa diri terhadap gejala-gejala yang tercatat pada ulasan artikel ini. Sebaiknya berkonsultasilah dengan para profesional yang dapat membantu menangani permasalahan tersebut.
Para ahli akan memberikan penanganan secara medis, seperti terapi, resep obat-obatan, bahkan dorongan untuk hidup. Jika kamu merasa kesulitan untuk mencoba konseling ke psikiater, cobalah untuk melakukan hal-hal baru yang menyenangkan disaat kamu merasa terpuruk atau stress berlebih. Good Luck semoga membantu!