Penjelasan Insecure Dalam Psikologi

Nesiaverse.com – Kenapa remaja generasi sekarang mudah sekali insecure? Itulah pertanyaan yang seringkali terbesit di pikiran. Insecure dalam psikologi, merupakan suatu kondisi atau perasaan yang wajar dan normal terjadi kepada siapapun di semua kalangan.

Hanya saja, jika dibiarkan secara terus menerus dan berlarut-larut berada di dalam perasaan yang buruk, berisiko menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental seperti stress dan depresi tanpa alasan atau penyebab yang signifikan. Sama aja sengaja cari penyakit sendiri.

Menurut penelitian, pengaruh media sosial terhadap perasaan insecure remaja di Indonesia dengan rentang umur 17-20 tahun, terdapat hampir lebih dari 50 persen remaja dari 110 responden merasakan perasaan insecure. Bahkan di generasi sekarang jauh lebih banyak.

Advertisment

Lalu kalau begitu apa sih yang dimaksud dengan insecure dalam psikologi? Nah, disini akan mengupas tuntas dan membahas satu persatu secara menyeluruh terkait perasaan insecure dalam psikologi. Jadi langsung saja simak ulasannya di bawah ini dengan seksama!

Insecure Dalam Psikologi

Advertisment

Secara umum, insecure adalah suatu kondisi saat seseorang merasa tidak cukup dan enggan bersyukur pada apa yang dia miliki. Insecure sendiri bila didefinisikan dalam psikologi dapat merujuk pada suatu perasaan tidak aman, kurang percaya diri, dan goyahnya pendirian seseorang. Mereka biasanya akan mengalami kesulitan dalam menjalani suatu hubungan.

Karena ketika seseorang merasa insecure, pikirannya hanya memikirkan hal-hal yang negatif. Insecure berkemungkinan besar menyebabkan rasa ketidakpercayaan diri pada berbagai aspek di kehidupan, bisa juga dialami saat seseorang sulit membentuk hubungan yang harmonis dengan orang lain, atau sekedar merasa kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Adapun kondisi yang sering menyertai insecure adalah kecemasan, rasa takut berlebih, kekhawatiran akan sesuatu, dan perasaan labil. Lantas apa sih penyebab dari insecure ini? Menurut Psikolog Klinis Melanie Greenberg, terdapat tiga faktor penyebab insecure, yaitu:

  • Kegagalan atau penolakan yang dapat mempengaruhi keadaan suasana hati dan perasaan seseorang, sehingga ketidakbahagian tersebut berdampak pada self-esteem.
  • Adanya kecemasan sosial karena rasa takut untuk dievaluasi oleh orang lain, sehingga mereka jadi merasa cemas dan sering menghindari situasi sebab tidak nyaman.
  • Perfeksionisme juga dapat menjadi seseorang mengalami insecure, karena mereka cenderung memiliki standar tinggi dalam segala hal sehingga selalu merasa rendah diri.

Lalu ada tingkatan selanjutnya dari insecure adalah perasaan inferior. Inferior juga sering diartikan sebagai sebuah kondisi mental seseorang saat selalu merasa tidak mampu dan tidak aman ketika dihadapkan pada suatu kondisi. Hal ini lebih mudah terjadi terhadap orang yang memiliki keterbatasan fisik atau psikologis secara aktual maupun yang dibayangkan.

Selain itu, ada beberapa klasifikasi insecure yang dapat diidentifikasi karena sering didapati ada pada kebanyakan orang, terutama banyak terjadi pada wanita. Diantaranya adalah:

Insecure Terhadap Kondisi Fisik

Seringkali kita terjebak akan skema standarisasi yang tercipta akibat aktivitas media sosial. Kebanyakan orang akan merasa insecure apabila tidak dapat memiliki tubuh yang dianggapnya ideal, seperti tokoh yang menjadi idolanya. 

Banyak diantaranya, insecure dialami oleh perempuan. Sebagian perempuan tidak merasa nyaman atau tidak pede terhadap penampilan fisik yang dimilikinya. Hal ini dapat berupa bentuk tubuh, tinggi badan, berat badan atau bagian badan tertentu. 

Sebab, banyak ditemukan kasus penghakiman disekitar kita maupun media sosial terhadap kondisi fisik yang orang miliki. Familiarnya disebut bodyshamming. Berdasarkan laporan ZAP Beauty Index 2020, sekitar 62,2% perempuan di Indonesia pernah menjadi korban body shaming selama hidupnya.

Insecure Terhadap Pekerjaan

Orang dengan insecure terhadap pekerjaannya cenderung merasa diri mereka tidaklah kompeten, minder akan kemampuan, serta tidak memiliki keyakinan untuk menunjukan kinerja terbaik di tempat kerjanya. Seseorang yang mendapati kondisi ini akan sulit mengerjakan tugas sehari-hari dan cenderung akan lebih suka menghindari tantangan. 

Mereka memiliki kebimbangan, kebingungan, ketidakpercayaan diri serta kecemasan yang kemudian menciptakan begitu banyak pertanyaan dalam benak, mengenai kemampuan diri mereka. Kondisi ini tanpa sadar akan meregangkan jarang orang tersebut dengan rekan kerjanya, sehingga di kemudian waktu akan mengganggu efektivitas kerja dalam tim. 

Orang dengan insecure terhadap pekerjaan akan merasa pekerjaannya kurang gemilang sehingga bisa kapan saja diremehkan orang lain, hal ini menandakan ke insecure saya akan menciptakan gengsi pada kepribadian terhadap pekerjaanya.

Insecure Terhadap Finansial

Sekali lagi, dengan peristilahan baru seperti flexing atau banyaknya orang suka pamer di sosial media, terkadang selalu memiliki celahnya untuk membuat seseorang merasa insecure dengan apa yang dimilikinya. 

Konten-konten yang beredar di sosial media, seperti bedah saldo rekening para artis, trading yang mempercepat kekayaan, atau konten flexing lainnya. Menciptakan ruang eksploitasi yang cukup dalam bagi sebagian orang untuk merasa bahwa mereka bukanlah apa-apa ketimbang orang-orang yang memiliki banyak materi. 

Hal ini menyebabkan mereka membanding-bandingkan aset yang mereka miliki dengan apa yang dimiliki orang lain. Bahkan di satu kesempatan, seseorang dengan insecure ini akan merasa bahwa semakin banyak aset yang dimiliki, maka akan semakin besar pula kesempatan untuk mendapat pengakuan dari orang lain.

Pada akhirnya, seseorang ingin tidak merasa insecure terhadap aset yang mereka punya, hanya sebagai bentuk memenuhi kebutuhan untuk diakui orang lain. Perasaan tidak mau kalah itu, puncaknya hanya akan menjadi perilaku impulsif seperti hedonisme.

Insecure Terhadap Hubungan

Secara garis besar, insecure terhadap hubungan adalah perasaan tidak aman yang muncul dalam hubungan interpersonal, misalnya rasa ketidakpercayaan diri dalam hubungan asmara, persahabatan, atau kekeluargaan. Insecure jenis ini akan sangat berdampak terhadap hubungan yang dijalani orang tersebut. Seperti sikap posesif dan cemburu yang berlebihan berpotensi merusak hubungan. 

Disisi lain, perasaan insecure dapat membuat seseorang sulit untuk lebih transparan dan jujur dalam suatu hubungan, karena perasaan tidak aman yang mereka miliki, mereka takut untuk setiap saat posisi mereka dapat digantikan oleh orang lain. 

Insecure pada hubungan juga dapat mengganggu interaksi dan keterbukaan, sebab akan berpengaruh pada kurangnya kepercayaan pada hubungan tersebut. Orang dengan insecure ini cenderung akan mengalami kesulitan untuk mengelola konflik atau permasalahan dalam suatu hubungan, karena mereka merasa tidak mampu bahkan tidak pantas. 

Puncaknya, insecure ini akan menciptakan kualitas harga diri yang rendah, sehingga mempengaruhi cara pandang seseorang atas dirinya sendiri serta hubungan yang ia sedang jalani.

Insecure Terhadap Kehidupan Sosial

Terakhir adalah klasifikasi insecure terhadap kehidupan sosial. Jenis insecure ini kerap dialami oleh orang yang takut bersosialisasi dengan banyak orang atau merasa kurang nyaman bertemu orang asing. Hal tersebut sering dialami oleh orang-orang introvert.

Kebanyakan orang dengan insecure tipe ini, seperti peribahasa dalam bahasa sunda “keok memeh dipacok!” yang artinya belum apa-apa tapi sudah takut duluan. Rasa insecure tersebut akan membuat mereka selalu membayangkan skenario terburuk terlebih dahulu, ketakutan akan penilaian orang lain terhadap mereka yang membosankan, cringe, awkward dan lain sebagainya. Padahal pada praktiknya, ketakutan yang dipikirkan belum tentu akan terjadi.

Kalau begitu bagaimana cara kita mengatasi perasaan insecure ini? Setelah mengenal klasifikasi insecure, tentu ada baiknya kamu juga tau cara untuk mengatasinya. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah dan mengatasi perasaan insecure:

  • Sadari bahwa insecure itu merupakan perasaan yang wajar; dengan kamu mengakui kenormalan hal ini, dapat membantu kamu untuk lebih memahami dan mengelola rasa insecure tersebut.
  • Kurangi interaksi dengan orang yang membuat kamu insecure; banyak orang diluaran sana yang selalu punya cara untuk membuat kamu merasa iri terhadap apa yang mereka punya, dengan mengurangi intensitas bertemu dan berinteraksi dengan nya tentu dapat mengurangi dampak dari perasaan tersebut.
  • Bangun rasa percaya diri; lakukanlah beberapa kegiatan yang positif untuk membangun kepercayaan diri seperti berolahraga, membaca buku, memahami cara berpenampilan baik, maupun sekedar positive talk yang dapat membantu mengurangi perasaan insecure.
  • Mengatasi rasa takut; mendorong diri untuk keluar dari zona nyamanmu dapat membantu mengurangi perasaan insecure dan rasa takut terhadap pikiran-pikiran negatif yang meracuni kepalamu.
  • Jangan bandingkan diri dengan orang lain; setiap individu memiliki keunikan, karakteristik dan kondisi fisik yang berbeda-beda. Kurang-kuranglah membandingkan dirimu dengan orang lain, bila perlu kurangi penggunaan media sosial dan lebih banyak bersyukur dengan apa yang dimiliki.

Itulah beberapa pembahasan mengenai insecure dalam psikologi yang perlu untuk kamu ketahui. Selalu diingat, untuk senantiasa bersyukur atas apa yang dimiliki, meskipun tidak sebanding dengan pencapaian orang lain. Jika ada kekurangan, cobalah untuk kamu perbaiki. 

Jangan dibiasakan terbawa arus oleh trend, atau takut akan ketertinggalan (fomo) dan haus akan pengakuan orang lain. Terkadang, menyadari dan memahami bahwa dirimu ‘indah dalam beda’, akan menciptakan diri kamu yang lebih percaya diri. Good Luck semoga membantu.

insecure