Nesiaverse.com – Masa-masa puber adalah fase dimana anak-anak sudah mulai mengalami pertumbuhan, perubahan, atau proses menuju pendewasaan, baik secara fisik maupun mental. Semua orang pastinya pernah mengalami masa-masa puber atau pubertas. Maka, kamu selaku orang tua tentunya harus tau cara mengatasi anak yang sedang puber dengan baik dan bijak, agar si anak bisa memahami dirinya sendiri.
Sebab, saat anak-anak sudah memasuki masa puber, perubahan besar-besaran akan terjadi pada dirinya sendiri. Tentunya mereka akan dilanda kebingungan, dan masih banyak hal-hal baru yang belum mereka pahami. Makanya, pada masa ini rasa keingintahuan mereka sangat tinggi.
Lantas, bagaimana cara mengatasi anak yang sedang puber? Nah, disini akan memberikan beberapa cara mengatasi anak yang sedang pubertas secara menyeluruh. Jadi, langsung saja simak ulasannya di bawah ini dengan seksama!
Cara Mengatasi Anak Yang Sedang Puber, Jangan Sampai Salah Mendidik!
Moms, jangan kaget kalau anak-anak kamu mulai agak membangkang, atau terjadi perubahan besar dalam hidupnya, entah itu secara fisik yang mulai tumbuh dan berkembang secara pesat. Karena, semua itu adalah tanda kalau anak-anak kamu mulai memasuki masa pubertas, dan itu normal terjadi kepada siapapun.
Tapi, yang jadi masalahnya adalah bagaimana cara mengatasi anak yang sedang puber? Terkadang ada juga orang tua yang tidak menyadari akan perubahan pada anaknya. Sehingga, pada kebanyakan kasus, sikap orang tua sangat mempengaruhi masa-masa puber anak-anaknya, dan bagaimana mereka akan tumbuh dan berkembang, baik itu secara fisik maupun mental tergantung pada perlakuan orang tua mereka kepada anaknya yang sedang dalam masa pubertas.
Apalagi, ketika anak-anak sedang puber pastinya memiliki keingintahuan yang tinggi. Maka, peran orang tua disini adalah menjadi pembimbing akan ketidaktahuan anaknya yang sedang puber.
Jadilah orang tua yang tegas dan bijak dalam mengatasi anak yang sedang puber. Nah, berikut adalah cara mengatasi anak yang sedang puber, diantaranya yaitu:
Mengajari Anak Agar Bisa Melakukan Perawatan Pada Dirinya Sendiri
Hal utama yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi anak yang sedang puber adalah dengan memastikan anak memahami perubahan akan dirinya sendiri.
Tanda pubertas yang dapat terlihat jelas sering dikaitkan dengan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh anak ketika beranjak remaja. Mulai dari perubahaan suara, timbul bintik jerawat, tumbuhnya rambut di area intim, perubahan fisik dan perkembangan organ seksual, ereksi, menstruasi bulanan dan sebagainya. Secara, perubahan fisik ini besar kemungkinan dapat timbul banyak serta cukup sulit untuk dipahami.
Maka dari itu, kamu sebagai orang tua memiliki peran penting untuk meyakinkan kepada anak bahwa perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya adalah hal normal dan setiap anak pasti akan mengalaminya, sehingga membuatnya tidak terlalu malu akan hal tersebut.
Setelah meyakinkannya untuk tidak perlu khawatir, barulah orang tua berikan pengetahuan dan mengajari anak cara untuk merawat tubuhnya sendiri.
Seperti halnya, ajarkan cara penggunaan skincare ataupun deodoran yang baik dan benar bagaimana, apabila anakmu laki-laki maka ajarkan dia cara mencukur, begitupun kepada anak perempuan maka ajarkan tentang perlindungan sanitasi ketika masa menstruasi.
Dampingi mereka melalui penguatan rutinitas harian baru di rumah, begitupun dengan memberikan alternatif solusi profesional melalui pendekatan yang baik dalam menjelaskan permasalahan yang merepotkan.
Jadilah Teman Curhat Untuk Mereka
Biasanya, masa-masa awal perubahan hormon atau pubertas pada anak, selain mempengaruhi tubuh fisik mereka, secara pikiran pun mereka akan mulai mendapati perubahaan. Maka demikian, sebagai orang tua, kamu harus menghadapi perubahaan fisik pada anak. Kamu pun harus dapat bergelut dengan apa yang mereka pikirkan juga rasakan. Bisa saja dalam satu waktu mereka merasa bingung atau terkendalikan emosi mereka yang begitu kuat dan belum pernah mereka alami sebelumnya.
Mungkin mereka pun akan jauh lebih merasa sensitif, temperamental, bahkan senantiasa mulai khawatir terhadap penampilan mereka. Nah, disinilah peran orang tua sebagai lingkungan utama anak untuk beradaptasi. Cobalah lebih bersabar dan tenang dalam menghadapi ledakan emosi anak apabila sedang marah. Mulailah mengajaknya berbicara ketika ia sudah mulai tenang, lalu jelaskan kekeliruannya.
Dukung anak dan yakinkan bahwa emosi mereka yang bercampur aduk merupakan bagian normal ketika memasuki tahap puber. Bagaimanapun, dukung mereka untuk memahami dan belajar bagaimana cara mengelola emosi dengan baik. Yang terpenting, jadilah teman berbicara yang dapat anak ajak berbicara tentang apapun.
Berikan Edukasi Seksual
Pubertas merupakan suatu proses perubahan dimana anak laki-laki dan perempuan menjadi dewasa secara seksual. Maka dari itu, dengan peran orang tua dalam memberikan edukasi terkait sistem reproduksi merupakan hal penting untuk memberikan pemahaman kepada anak yang baru memasuki masa pubertas.
Berikan alasan yang masuk akal mengenai perubahan fisik mereka, serta mengenai konsekuensi dari melakukan hubungan intim tanpa menggunakan pengaman. Jelaskan, bahwa anak perempuan dapat hamil, sedangkan anak laki-laki perlu tahu bahwa mereka dapat mengemban tanggung jawab menjadi ayah dari seorang anak nantinya.
Bantu dan Bimbinglah Mereka Dalam Menstabilkan Emosi serta Mentalnya
Membantu dan membimbing anak dalam menstabilkan emosi dan mental dapat membantu anak mengurangi stress yang sering terjadi di awal masa puber. Selain itu, kesehatan mental anak dapat menjadi lebih kuat dan terlindungi. Anak juga dapat jauh lebih sejahtera ketika mereka dapat mengendalikan emosi serta mentalnya.
Bimbing mereka untuk tidak terlalu kecanduan media sosial. Apalagi media sosial di zaman kini sangatlah mendominasi dalam memberi pengaruh terhadap kehidupan anak remaja. Tidak terkecuali perasaan insecurity, sehingga anak cenderung suka membandingkan diri mereka dengan teman atau selebritas dengan hal-hal yang tidak mereka miliki, yang mana menimbulkan mereka menjadi tidak percaya diri.
Disinilah orang tua berperan penting untuk menjelaskan persoalan yang mereka bingungkan, bantu mereka memahami dan meyakini bahwa perubahan fisik bisa diperoleh dengan melakukan rutinitas positif dan hanya persoalan waktu saja untuk mencapai perkembangan yang lebih seimbang nanti.
Selain itu, ajarkan mereka juga untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial, bila perlu berikan pengawasan ekstra pada device yang mereka gunakan dan jauhkan mereka dari perkara yang tidak diinginkan.
Memprioritaskan Kebahagiaan si Anak Yang Sedang Puber
Masa puber adalah masa yang mempengaruhi perubahan pada anak. Jadi orang tua harus memahami bahwa ketika dalam masa ini, anak menjadi lebih rentan terhadap pengaruh yang dibawakan dari luar. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa setidaknya mereka mendapatkan kebahagiaan dari keluarga tercintanya.
Sediakan mereka ruang untuk mengeksplorasi keberadaan dunia maupun kehidupan lain yang berada di sekeliling mereka, seperti halnya hobi, cita-cita, passion dan sebagainya, akan tetapi pastikanlah untuk senantiasa selalu dapat menjadi rumah bagi mereka berlindung dan beristirahat. Dukung mereka secara penuh, bila terjadi hal yang tidak diinginkan atas ulah mereka, berikan pemahaman melalui bahasa yang halus dan tidak menyakiti.
Jangan Sering Membanding-Bandingkan si Anak
Membandingkan anak bukanlah perkara yang dapat membuat mereka paham atas kekeliruan yang mereka alami. Mungkin, dengan kamu membandingkan anak dengan temannya dapat memberikan gambaran terhadap dirinya tentang bagaimana seharusnya mereka bersikap. Syukur-syukur jika mereka menanggapinya dengan positif sehingga lebih termotivasi untuk mengubah diri menjadi lebih baik.
Namun, pada banyak kasus, hanya sebagian kecil anak yang mendengarkan nasihat dari orang tua dengan cara demikian.
Mayoritas anak cenderung tidak suka menerima kritikan dan pula belum begitu mengerti harus bagaimana mereka merespon. Terlebih pada kenyataannya, tidak semua orang tua menindaklanjuti “perbandingan” tersebut melalui solusi nyata untuk membimbing atau mendidik anak mereka agar menjadi lebih baik.
Kemungkinan terburuknya, anak akan mulai lebih sering meragukan dirinya, merasa cemburu, sering berpikir negatif, menjadi stress, mengalami kecemasan sosial, memunculkan persaingan, mengganggu fokus belajar, menghambat talenta, bahkan hubungan antara anak dan orang tua menjadi tidak harmonis.
Itulah beberapa cara mengatasi anak yang sedang puber, perlu untuk kamu para moms ketahui. Supaya si anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, tidak salah dalam pergaulan, serta menjadi pribadi yang mandiri.
Usahakan untuk tidak membuat mental si anak hancur, hanya karena mereka masih belum stabil atau labil dalam memahami dirinya sendiri. Jadilah orang tua yang dapat mendidik anak dengan baik dan bijak. Good Luck semoga membantu.